Tentang SLANK
SLANK

Senin, 13 Februari 2012
Sejarah Album SLANK (Slank Jadul)

Awal Karier SLANK
Cikal bakal lahirnya Slank
adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) bentukan Bimo
Setiawan Sidharta (Bimbim) pada awal tahun 80-an. Band ini hanya
memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari
band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun
1983 grup ini dibubarkan.
Bimbim meneruskan semangat
bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red
Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil
begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok
selengean, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar).
Kediaman Bimbim di Jl. Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi
situs wajib yang harus dikunjungi para Slanker. Mereka sempat tampil di
beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan
memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.Dengan
perjuangan panjang terbentuklah formasi ke-13, Bimbim, Kaka, Bongky,
Pay dan Indra, Slank baru solid.
Dengan
formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan
Indra (Keyboard) mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke
perusahaan rekaman.


Slank Jadul : Dengan formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan Indra (Keyboard)



Perpecahan Band

Album
Lagi Sedih pun dirilis pada Februari 1996. Dengan single Koepoe
Liarkoe dan Tong Kosong membuktikan Slank masih bisa survive. Tawaran
manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan
diselesaikan dalam rangkaian show nya,, Reynold menyatakan ingin
keluar dari Slank. Alasannya karena beliau juga tidak kuat karena
Bimbim dan Kaka yang saat itu masih terjerumus dengan narkoba.
Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya,,
Reynold tetap tidak ingin melanjutkan sisa show nya. Saat itu lah
reformasi di tubuh Slank terjadi.
Terbujuk rayuan teman di Bali 14
tahun lalu, Bimbim penabuh drum grup musik Slank dan keponakannya,
Kaka vokalis Slank pun mencecapi ”obat langit” yang membuat pemakainya
melayang-layang dan ketagihan.
Waktu pertama kali mencoba
(1994), mereka bilang badan jadi tidak enak. Muntah-muntah. Enek. Tapi
kok besok paginya mencari lagi? Itulah putau, sekali pakai orang
langsung ketagihan. Maka berlanjutlah ia memakai putau.
Semenjak memakai jenis narkoba
ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak,
tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari
sejak mereka pakai (1994) sampai tahun 1999. Pengalaman di Lubuk
Linggau (1998) juga tak terlupakan. Mereka ”kehabisan barang”, sakau.
Tidak ada orang jual barang seperti itu di Lubuk Linggau. Bimbim
sampai tidak bisa bangun, di kamar. Padahal mereka masih harus
melayani wartawan, wawancara. Tinggal Kaka, yang badannya lebih kuat,
melayani wartawan, meski dengan susah payah.
Slank membantah anggapan bahwa
dengan mengkonsumsi Narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif,
justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka
terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus.
"Saat membikin album pertama
hingga ketiga, kami belum memakai Narkoba, tapi album itu terbukti
paling bagus. Jadi, tanpa Narkoba kami bisa menghasilkan karya yang
bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.
Slank Tinggal Berdua
Tahun 1997, Slank Ibarat
diujung tanduk. Pay, Indra dan Bongky dipecat dari band. Kabar burung
mengenai pertengkaran ketiga orang itu dengan Kaka dan Bimbim sudah
santer. Indra dan Bongky jarang kelihatan ikut latihan. Konon, suasana
nggak enak ini mulai tercium sejak pembuatan album Generasi Biru
(1994).
Waktu itu, Bongky melihat
Slank udah nggak jelas kemana arahnya. Setelah itu Pay dan Indra juga
mulai jarang kelihatan di Potlot. Bongky akhirnya mengajak Slank
vakum selama setahun. Keputusan itu disetujui personel lainnya. Selama
vakum, Bongky mendirikan band Flower demi memuaskan keinginan
bermusiknya.
Repotnya, pihak
distributor album-album Slank, Virgo Ramayana, telah mewajibkan
Bim-bim dkk itu menyelesaikan album baru sampai Desember 1996.
Keputusan vakum lantas dicabut demi memenuhi kontrak. Dilain pihak,
Bongky tidak menyadari hal itu. Pikirnya, rapat mereka di pendopo
markas Slank belum sampai memutuskan sesuatu. Baru sekedar obrolan,
katanya. Terpaksalah Slank bergerak Bongky, Pay dan Indra.
Puncaknya,
Kaka dan Bimbim membuat surat pemecatan untuk mereka bertiga di bulan
Januari 1997. Status pun menjadi resmi. Bongky kontan nggak terima
diperlakukan seperti itu Begitu juga Indra yang merasa diperlakukan
tidak adil karena Bim-bim dan Kaka memakai peralatan milik Indra untuk
Slank latihan. Diantara mereka bertiga, hanya Pay yang tidak
berkomentar. Tapi jauh sebelum kemelut ini, Pay udah bermasalah di
Potlot. Mulai dari persoalan pribadi sampai masalah Pay yang udah
mementingkan proyek luar.
Proses
pembuatan album baru pun diakui Bimbim hanya dikerjakan dia berdua
Kaka. Dengan dibantu Ivan (Bass) dan Reynold (Gitar), album itu
akhirnya rampung. Pihak Virgo Ramayana, Pak Boedi Soesatio mengaku
langsung membaca gelagat kesedihan begitu mendengarkan gelagat Kaka
dan Bim-bim secara berulang-ulang. Dan kemudian dia langsung
mengusulkan judul Lagi Sedih kepada duo Slank ini.
Usul
itu ternyata di setujui. Album Slank dirilis pada 5 Februari 1997
tanpa ada nama Pay, Bonky dan Indra. Waktu itu, Slank tinggal berdua.
Langganan:
Postingan (Atom)